By Yudi Pramuko, only in Indonesia
Bayi lahir tidak punya ilmu pengetahuan sedikitpun.
Orang yang tidak pernah menulis buku, artinya ia tidak punya pengalaman sedikitpun tentang menulis buku seperti bayi yang baru lahir. Nah, inilah saat yang tepat untuk memulai menulis buku. Karena, untuk menulis buku yang pertama hendaknya dimulai dari tidak ada pengalaman. Saatlah membangun pengalaman, dengan cara menulis buku pertama. Tak heran orang yang bertekad, menghasilkan buku, ia selalu ragu untuk memulai. Ia juga tidak tahu apa menulsi buku apa, dan bagaimana carannya.
Saya akan memberikan jalan keluar dari tiga kesalahan terbesar penulis pemula, seperti anda.
1.Ragu-ragu!
Jika sikap ragu-ragu selalu anda diperturutkan anda tidak akan pernah menulis sebuah buku pun. Ubahlah keraguan anda dengan yakin. Keyakinan dapat mengubah hal yang ‘tidak mungkin’ menjadi mungkin. Yakinlah anda bisa menulis buku yang pertama. Tak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan di dunia ini kalau orang menghadapinya dengan hati ragu. Soekarno yakin, suatu hari Indonesia akan mencapai kemerdekaannya. “Saya tidak akan menikah, kecuali jika Indonesia telah merdeka!” janji Mohammad Hatta kepada dirinya. Keduanya, dengan yakin berjuang mewujudkan keyakinannya. Keduanya mengorbankan apa saja, waktu, pikiran, tenaga, keringat untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Mereka berjuang dengan keyakikan yang buat asal cita-cita tercapai!
Banyak orang yang ragu terhadap cita-cita Bung Karno dan Hatta. Banyak alasan untuk membantahnya. Bagaimana mungkin Indonesia merdeka? Rakyat Indonesia miskin. Banyak yang buta huruf. Banyak yang masih bodoh.”Kita didik dulu rakyat sampai pandai. Setelah pandai barulah kita merdeka,” kata orang yang ragu Indonesia bisa merdeka.
Soekarno menjawab,”Kita merdeka dulu, baru setelah merdeka kita didik rakyat kita!”
Akhirnya, tercapailah Indonesia merdeka pada Jumat 17 Agustus 1945 pk. 10.00. Dua bulan kemudian, Mohammad Hatta menikahi dengan Rahmi Hatta. Saat Hatta menikah, usinya 43 tahun dan telah menjadi wakil presiden. Sedangkan, Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia berusia 44 tahun.
Pertanyaanya, mengapa keduanya bisa mencapai cita-citanya, yakni Indonesia merdeka? Karena, yakin! Mereka tidak pernah ragu-ragu sedikitpun.
Anda jika yakin dapat menulis sebuah buku, insya Allah bisa. Anda akan mencari jalan, apa saja, untuk mewujudkan cita-cita anda. Saya sendiri sangat yakin anda berhasil mewujudkankan keyakinan anda, yakni menulis buku. Saya tidak ragu sedikit pun. Asal anda bersungguh-sungguh, mencurahkan enerji, kemampuan, tenaga, waktu untuk menulis dengan sungguh-sunggu, saya yakin anda BISA menulis buku pertama. Menulis buku yang kedua, jauh lebih mudah daripada menciptakan buku yang pertama.
Sikap ragu-ragu di dalam hati, ia tidak bisa menulis buku, inilah kesalahan terbesar pertama penulis buku pemula.
Tanamkan keyakinan yang mendalam, maka anda bisa menciptakan apa saja sesuatu yang baru.
2. Tidak Tahu Harus Menulis Apa!
Tulis apa yang anda sukai. Supaya lebih lancar, buatlah kerangka karangan dulu. Misalnya, lima bab. Judul-judulnya saja. Berdasarkan kerangka karangan (out line) yang anda buat, mulailah menulis sedikit demi sedikit. Anda harusnya menulis apa yang anda sukai. Misalnya, jika anda seoran guru, anda bisa menulis cara mengahadapi anak/siswa sehari-hari. Kalau anda punya anak, tentu anda punya pengalaman merawat dan mengasuh anak kandung anda. Anda dapat menuliskan cara merawat anak sejak lahir, balita hingga usia sekolah dasar. Misalnya, begitu. Jika anda punya banyak teman, anda bisa tulis sifat dan pembawaan mereka masing-masing. Tuliskan pengalaman anda bergaul dengan mereka selama ini. Tuliskan pengalaman yang unik dan cara menghadapi mereka selama ini, sehingga pengalaman itu berkesan, dan boleh jadi sanga berguna untuk orang banyak yang membaca buku anda.
Pendeknya, setiap orang punya masa lalu dan punya pengalaman hidup yang khas. Pengalaman hidup yang khas dan berbeda itu dapat anda tuliskan menjadi sebuah buku yang tidak habis-habisnya, tanda anda membuka sebuah buku pun saat anda menuliskannya. Pengalaman hidup ternyata referensi yang sangat kaya dan tidak habis-habisnya untuk ditulis.
Tidak tahu menulis tentang apa, itulah kesalahan terbesar yang kedua dari penulis pemula. Tema politik, kehidupan sehari-hari, budaya, olah raga, lingkungan sekolah, tempat kerja, masa kecil, masa remaja dan lainnya adalah bahan karangan buku yang melimpah!
3. Tidak Tahu Cara Memulainya!
Inilah kesalahan terbesar ketiga bagi penulis buku pemula. Padahal, cara menulis buku ialah dengan cara menuliskan apa yang terasa di hati dan di kepala. Tanyalah kepada ahlinya, tentang cara menulis buku. Mereka akan menjawab,”Tulis saja apa yang anda rasakan, dan yang anda pikirkan,”
Dengan metode inilah ‘menulis apa yang sedangkan ada pikirkan dan rasakan’ inilah yang menjadikan seseorang menjadi penulis besar dalam sejarah. Para pengarang buku terkemuka di dalam sejarah, ternyata menuliskan apa yang sedang dia pikiran, termasuk kegelisahan yang tengah ia rasakan.
Itulah sebabnya, mereka dikenang oleh masyarakat luas. Orang yang tidak menuliskan pengalaman, pikiran dan perasaannya tidak dikenal, dan tidak dikenang dalam sejarah!
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Dapatkan Panduan CD 200 hal, 1 VCD "REVOLUSI RUMAH" tg KIAT DIRIKAN PENERBITAN BUKU DI RUMAH & KIAT MENULIS 24 BUKU DALAM 12 BULAN. Invst.Rp. 999.900. Diskon Rp. 800.000,- jk BAYAR tg. 1 s/d 15. Transfer tgl 16 s/d 31, investasi tetap Rp. 999.900,- Hub. 0813.1043.3010 Garansi :DIPANDU SECARA PRIBADI SAMPAI PUNYA PENERBITAN SENDIRI e mail Yuditobat61@gmail.com hp. 0813.1043.3010 TRANSFER : BANK SYARIAH MANDIRI CAB. CIPUTAT NOREK. 00400.607.30 klik: bukumilyarder.blogspot.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar