By Yudi Pramuko ( Sabtu 15 Nopember 2008)
Banyak orang ingin menulis buku yang banyak. Mereka ingin dikenal penulis buku produktif. Ini dibuktikan dengan buku ciptaannya, puluhan jumlahnya. Namun, sedikit yang berhasil mewujudkannya.
Mengapa? Letaknya, ada pada metode menulis yang berbeda. Keinginan saja tidak cukup. Keingian menjadi penulis produktif haruslah diiringi dengan metode yang tepat. Metode yang kurang lebih akan membawa anda kepada keputusasaan. Anda ingin tiba di Surabaya, dari Jakarta. Namun, anda naik bus ke arah Sumatera, maka anda tidak mencapai apa yang anda inginkan.
Tapi, jangan kuatir. Saya menunjukkan kepada anda metode yang tepat sehingga membuat anda menjadi pengarang buku yang produktif.
1.METODE SILAEN
Doktor Silaen, dosen saya dulu. Pak Silaen, lulusan Murdoch University, universitas terkemuka di Australia. Ia sudah menulis buku disertasinya yang SANGAT tebal. Mengapa Silaen berhasil menulis buku yang tebal, di tengah waktu dan biaya kuliah yang terbatas?
Inilah rahasia metodenya.”Tulislah dari mana saja. Ada data, tulis data dulu. Tulis bab tiga dulu, atau bab dua dulu. Menulis pertengahan bab juga tidak mengapa. Yang penting, anda mulai menulis dari mana saja, supaya karya kita lekas jadi buku,” kata Silaen.
Ia menyarankan, jika macet, tulis yang bisa dulu. Tulislah outline (kerangka karangan dulu), misalnya. Dan katanya, jangan menganggap out line atau judul buku itu sudah pasti. Suatu saat bisa diubah.
Pokoknya, tulis dulu. Tulisan dapat disempurkankan kemudian. Susunan bab buku juga dapat diutak-atik kemudian. Pendeknya, jangan buang terlalu banyak waktu di dalam keragu-raguanya. Langsung saja menulis dengan cara yang mungkin dilakukan, meskipun teknik itu tidak lazim menurut orang lain.
Dengan metode “Tulislah dari mana saja yang anda bisa,” maka anda dapat menyelesaikan buku lebih cepat daripada orang lain yang tidak memiliki metode menulis sama sekali.
2.METODE HAMKA
Anda dapat menyerap dan mempraktikkan metode HAMKA. Dengan metode yang khas inilah, HAMKA berhasil melahirkan lebih dari seratus lima belas judul buku sepanjang hidupnya, yang 73 tahun ( 1908-1981).
“Menulislah dengan ilham,” itulah metode HAMKA. Hamka tidak menanti datangnya ilham, lalu baru menulis buku. Tidak. Hamka menanti datangnya ilham sambil tangannya terus menerus mengetik di depan mesik tik. Ia tidak berhenti mengetik. Dengan cara terus menerus bekerja, dan mengetik itulah HAMKA mendapatkan ilham. Tak heran, ia menjadi pengarang yang sangat produktif dibandingkan semua ulama, kiai, dan ustad yang hidup sejaman dengannya.
3.METODE NATSIR
“Mulailah dari apa yang ada karena yang ada itu lebih dari cukup untuk memulai pekerjaan,” ingat Mohammad Natsir (1908-1981), Pahlawan Nasional yang pernah menjadi Perdana Menteri pertama NKRI pada 1950-1951.
Untuk menulis buku supaya produktif, jangan mengharapkan yang jauh. Modal yang dekat sudah cukup tersedia. Ada napas, umur, ada udara yang mengalir. Cukup tersedia sinar matahari. Ilmu yang sudah ada. Semua itu lebih dari cukup untuk memulai praktik menulis. Anda hendaknya tidak mencari yang tidak ada. Karena yang ada di dalam diri kita, juga di sekitar itu, semuanya adalah permulaan yang banyak sekali, lebih dari cukup untuk menjadi penulis produktif.
Ada orang menyiapkan segala syarat dan rukun untuk menulis buku selengkap mungkin, maka orang itu dipastikan tidak dapat menulis buku sebuah pun. Karena, ia akan selalu merasa persiapannya belum lengkap dan sempurna. Untuk menjadi penulis buku yang subur, cukuplah menggunakan apa yang telah ada untuk bekerja menciptakan buku-buku baru. Kesempurnaan karya dilakukan sambil jalan saja.
4.METODE PRAM
Anda dapat menggunakan metode Pram dengan menggunakan dua pendekatan. Pertama, tulislah satu lembar satu hari, tujuh hari dalam seminggu, atau 31 hari dalam sebulan atau 365 hari dalam setahun. Anda jangan berdiri sebelum menghasilkan tulisan sebanyak 1 lembar sehari. Berapa pun waktu yang ada pakai, tak soal.
Yang penting anda setiap hari memproduksi 1 halaman sehari. Dengan pendekatan jumlah halaman ini ada menghasilkan 30 lembar sebulan. Ini berarti satu buku tipis. Dalam setahun anda memproduksi 12 buku asal anda konsisten memproduksi 1 halaman sehari. Jika target 2 halaman sehari, maka anda menghasilkan 24 setahun.
Pendekatan kedua, berdasarkan waktu. Habiskan waktu, misalnya, duduk mengetik 60 menit sehari semalam. Anda tidak diperkenankan berdiri sebelum menghabiskan 60 menit, berapa pun jumlah halaman yang anda hasilkan. Yang paling penting anda mendisiplinkan diri untuk menulis buku selama 60 menit sehari sepanjang tahun. Dengan cara ini anda menjadi orang yang sangat sedikit dibandingkan jutaan orang lain di Indonesia. Anda menjadi pengarang buku yang sangat subur.
Dengan kata lain, metode Pram ( Yudi Pramuko) anda dipaksa untuk menjadi penulis yang sangat produktif, meski pun anda hanya menghasilkan satu halaman sehari, atau anda hanya menginvestasikan 60 menit sehari.
Rahasia produktivitas terletak pada kedisiplinan anda menulis buku tujuh hari dalam seminggi sepanjang tahun, sebagaimana anda makan tiga kali sehari sepanjang tahun, tidak pernah berhenti. Kalau makan saja, anda dapat praktikkan setiap hari dan sepanjang tahun, maka menulis buku juga dapat anda lakukan setiap hari sepanjang tahun, tidak istirahat.
5.METODE SI DUNGU
Supaya menjadi penulis buku produktif, anda dapat mempraktikkan metode ‘Si Dungu’. Menulislah apa yang anda tulis, asal dengan bahasa sopan dan halus. Apa pun komentar orang, anggaplah anda menjadi si dungu, yang tidak tidak pernah terpengaruh oleh banyaknya komentar dan membuat anda berhenti menulis. Si Dungu biasanya sukar sekali berubah setelah diberikan nasehat. Anda juga demikian. Pertahkankan kedisiplinan anda menulis, misalnya menulis 2 atau 10 halaman sehari. Jika dikritik orang lain, jangan goyah. Tetaplah pertahankan kebiasaan anda menulis dengan target yang anda tetapkan sendiri.
Bersikapkah seperti si Dungu, alias Si Bodoh yang sukar berubah. Dengan metode Si Dungu, anda, saya jamin, menjadi penulis buku yang produktif. Sedangkan, Si Pintar dan di Tukang Kritik biasanya hanya pandai mengomentari, dan tidak menghasilkan buku sebuah pun sepanjang hidup mereka.
Pesan saya, hiduplah seperti Si Dungu. Supaya anda dapat menghasilkan naskah buku yang berjilid-jilid.
Itulah lima buah metode yang membuat anda menjadi pengarang buku yang hebat, dan produktif.
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Dapatkan Panduan CD 200 hal, 1 VCD "REVOLUSI RUMAH" tg KIAT DIRIKAN PENERBITAN BUKU DI RUMAH & KIAT MENULIS 24 BUKU DALAM 12 BULAN. Invst.Rp. 999.900. Diskon Rp. 800.000,- jk BAYAR tg. 1 s/d 15. Transfer tgl 16 s/d 31, investasi tetap Rp. 999.900,- Hub. 0813.1043.3010 Garansi :DIPANDU SECARA PRIBADI SAMPAI PUNYA PENERBITAN SENDIRI e mail Yuditobat61@gmail.com hp. 0813.1043.3010 TRANSFER : BANK SYARIAH MANDIRI CAB. CIPUTAT NOREK. 00400.607.30 klik: bukumilyarder.blogspot.com
Selasa, 18 November 2008
Inilah 9 Penyebab Terbesar Kegagalan Anda Menulis Buku secara Produktif (Karya ke 4)
By Yudi Pramuko ( Jumat, 14 Nopember 2008)
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Apakah anda berusia di atas 40 tahun? Apakah anda belum menulis buku sepanjang hidup anda? Atau anda sudah menulis sebuah buku dan tidak pernah menulis buku lagi?
Jangan khawatir. Saya akan meringkas pengalaman hidup saya yang (dahulu) menyebabkan saya tidak produktif dalam menulis buku. Dan akibatnya, lebih dari lima tahun umur saya kosong dari karya dalam bentuk buku. Setelah saya merenungkannya, saya meringkas ada sembilan penghalang terbesar yang membuat saya tidak menghasilkan buku sampai usia saya mencapai 39 tahun. Di umur itulah saya menghasilkan buku saya yang pertama, berjudul “ Yusril Ihza Mahendra’ Sang Bintang Cemerlang.”
Buku biografi itu tebalnya 200 halaman, dicetak 3 ribu buah, dan diluncurkan di perpustakaan Nasional, dihadiri 400 undangan dari berbagai ormas dan partai politik, termasuk para duta besar negara sahabat, Pakistan, Palestin, Malaysia, Iran dan Irak. Kini dalam 7 tahun saya menghasilkan lebih dari 50 naskah buku.
Ini dia 9 penyebab terbesar anda tidak dapat menulis buku yang produktif.
1. ANDA MERASA PINTAR
Jika anda merasa pintar maka sukar sekali anda menghasilkan buku. Ingatkan, jika anda merasa pandai di dunia ini, ingatlah dan yakinlah terdapat jutaan orang yang lebih pintar dari anda. Menulislah dengan cara orang biasa saja. Bukan orang yang merasa pintar. Tuliskan apa yang anda pikirkan dan anda rasakan. Menulislah buku dengan tingkat kebodohan tertentu. Jangan takut ditertawakan orang lain, saat mereka tahu karya anda. Kalau anda takut dinilai bodoh, maka anda tidak pernah menghasilkan sebuah buku pun. Saya yakin itu!
2.ANDA MELAKUKAN SPESIALISASI TERLALU PAGI
Anda ingin menjadi sangat ahli, di saat anda belum menulis buku sebuahpun. Anda ingin sekali dikenal sebagai seorang pakar dengan spesialisasi tertentu sejak awal. Ini menyebabkan beban kejiwaan yang berat, sebelum anda menulis sebuah bukupun. Akibatnya, anda merasa demikian berat menulis buku. Berat, karena pikiran dan pilihan anda yang keliru sejak awal. Anda ini menjadi orang yang sangat ahli dan menghasilkan karya yang sempurna di dalam buku yang pertama. Tulislah buku apa saja.
Misalnya, kumpulan cerita pendek, novel sederhana, buku sejarah, kumpulan catatan harian, cerita anak-anak, buku komik, kumpulan artikel, politik, budaya, ekonomi, sejarah, apa sata yang ingin anda tulis. Jangan melakukan spesialisasi terlalu dini. Jangan membatasi pada satu bidang saja.
3. ANDA INGIN KARYA ANDA SEMPURNA.
Ini mustahil. Tidak ada sebuah buku pun yang sempurna dari segala sisi. Ada saja kekurangannya, menurut pandanga orang lain. Semakin banyak orang menilai buku anda, akan semakin jelas, buku anda semakin nampak kekurangannya. Karya Hamka yang pertama, novel sederhana ‘Si Sabariyah’ ditertawakan sendiri oleh Hamka di kemudian hari. Yang paling penting, adalah kenyataan sebuah buku telah lahir, betapapun tidak sempurnanya buku itu, menurut anda sendiri maupun menurut orang lian.
4. INGIN MENCIPTAKAN KARYA BESAR
Sebagai penulis, anda ingin mewariskan karya besar kepada dunia. Inilah impian besar anda. Sementara anda sendiri, menghabiskan umur untuk melamun, karena terbelenggu oleh impian besar anda sendiri. Lalu, apa artinya impian besar jika justru melumpuhkan daya juang untuk menulis.
5.TIDAK BETAH DUDUK DI KURSI
Pengarang menulis buku dengan cara duduk. Anda harus sabar dan betah duduk ratusan jam jika ingin menjadi pengarang produktif. Tanpa betah duduk, anda tidak mungkin jadi pengarang buku yang produktif. Rahasia pengarang besar yang subur menghasilkan puluhan buku adalah ia betah dudul. Maaf, seni melekatkan pantat di kursi dengan sabar itulah yang membuat anda menjadi pengarang produktif.
6. TIDAK RAKUS MEMBACA
Anda tidak dapat menjadi pengarang buku yang subur jika anda malas menggali informasi dari berbagai sumber. Jika ingin produktif menulis buku, maka rahasianya bukan banyak menulis. Melainkan rakus mengamati apa saja. Rakus membaca apa saja! Supaya produktif menulis, anda lebih banyak membaca daripada menulis.
7. INGIN SEGALANYA TERSEDIA
Anda ingin semua bahan terkumpul dahulu, barulah anda mulai menulis buku. Anda ingin ruangan sejuk, anda baru menulis. Anda ingin suasana tenang, tidak berisik, tidak adan nyamuk, tidak ada kegaduhan baru anda bisa menulis buku dengan subur. Inilah penghalang terbesar yang anda ciptakan sendiri. Anda menuntut segala sempurna, tersedia sesuai keinginan anda barulah anda menulis buku.
Buku legendaris, Max Havelaar tercipta saat pengarangnya dalam kemiskinan dan penderitaan. Tetralogi “Bumi Manusia’ yang dahsyat itu karya Pramoedya Ananta Toer lahir di kamp konsentrasi, ketika pengarangnya dirampas kebebasannya, kerja paksa dan tanpa sebuah buku referensipun!
8. INGIN SEPERTI ORANG LAIN.
Karena ingin menjadi terkenal seperti pengarang buku yang telah sukses, anda lalu meniru. Awalnya, boleh saja terinspirasi oleh orang lain yang anda kagumi. Namun, kalau anda tidak lekas melepaskan diri dari bayang-bayang orang lain, yakinlah anda tidak akan menjadi apa-apa. Anda harus berani memisahkan diri dengan siapapun, dan menjadi diri sendiri.
Mengapa anda tidak berani menjadi diri sendiri? Ingin jadi orang lain! Inilah yang penghalang terbesar anda tidak produktif sama sekali. Tidak perlu bangga terhadap karya orang lain secara terus menerus, karena akan melumpuhkan semangat anda sendiri. Apalagi jika diingat, yang berkarya ada mereka, bukan anda! Lalu, buat apa kagum terhadap karya orang lain, sementara anda sendiri hanya jadi pengagum dan tidak berkarya secara mandiri!
9. TERPAKU PADA TEORI DAN TEKNIK MENGARANG
Inilah penghalang terbesar kebanyakan orang sehingga tidak pernah menulis buku. Praktik, langsung menulis, tanpa terpukau oleh teori dan teknik mengarang, itulah rahasianya anda menulis buku dengan produktif, tanpa anda duda sama sekali.
Teori dan teknik mengarang yang tertulis dalam buku-buku justru menipu anda. Buktinya, anda tidak semakin produktif. Justru anda semakin ragu untuk langsung menulis buku.
Temukan teori dan teknik serta gaya menulis buku ciptaan anda sendiri. Dengan cara inilah, anda menghancurkan penghalang terbesar yang selama ini menciutkan nyali anda menulis buku. Pembaca tidak perlu tahu cara dan teknik anda menulis buku. Persetan, dengan teknik! Pembaca hanya tahu, anda sudah menghasilkan buku berturut-turut. Pembaca tidak ingin mengetahui kesusahan anda menulis buku! Mereka hanya tahu, anda penulis buku produktif dengan gaya tang khas anda sendiri!
Sembilan kesalahan besar itu umumnya dialami banyak orang di masa lalu. Saya dulu terperangkap dalam sembilan kesalah itu, sehingga puluhan tahun umur saya kosong dari karya!
Saya berharap anda tidak mengulangi 9 kesalahan yang telah saya buat. Saya menungkapkan semuanya, agar anda menjadi pengarang buku secara produktif sebagaimana yang kini saya alami.
Pengalaman hidup memang mahal. Karena harus ditebus dengan umur yang mahal dan telah terbuang sia-sia! Tanpa karya sama sekali!
Saya ingin sekali anda memproduksi buku-buku sebagai bukti bagi generasi berikutnya bahwa anda pernah hidup di atas dunia ini.
Tidak hanya itu.
Buku adalah bentuk amal saleh, amal jariah yang pahalanya mengalir abadi setelah adan pulang kembali kepada Allah Swt di negeri akhirat. Pahalanya terus mengalir dan anda menikmati manfaatnya, karena buku anda ternyata sangat berguna dan membimbing banyak orang yang masih hidup di dunia.
klik : bukumilyarder.blogspot.com
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Apakah anda berusia di atas 40 tahun? Apakah anda belum menulis buku sepanjang hidup anda? Atau anda sudah menulis sebuah buku dan tidak pernah menulis buku lagi?
Jangan khawatir. Saya akan meringkas pengalaman hidup saya yang (dahulu) menyebabkan saya tidak produktif dalam menulis buku. Dan akibatnya, lebih dari lima tahun umur saya kosong dari karya dalam bentuk buku. Setelah saya merenungkannya, saya meringkas ada sembilan penghalang terbesar yang membuat saya tidak menghasilkan buku sampai usia saya mencapai 39 tahun. Di umur itulah saya menghasilkan buku saya yang pertama, berjudul “ Yusril Ihza Mahendra’ Sang Bintang Cemerlang.”
Buku biografi itu tebalnya 200 halaman, dicetak 3 ribu buah, dan diluncurkan di perpustakaan Nasional, dihadiri 400 undangan dari berbagai ormas dan partai politik, termasuk para duta besar negara sahabat, Pakistan, Palestin, Malaysia, Iran dan Irak. Kini dalam 7 tahun saya menghasilkan lebih dari 50 naskah buku.
Ini dia 9 penyebab terbesar anda tidak dapat menulis buku yang produktif.
1. ANDA MERASA PINTAR
Jika anda merasa pintar maka sukar sekali anda menghasilkan buku. Ingatkan, jika anda merasa pandai di dunia ini, ingatlah dan yakinlah terdapat jutaan orang yang lebih pintar dari anda. Menulislah dengan cara orang biasa saja. Bukan orang yang merasa pintar. Tuliskan apa yang anda pikirkan dan anda rasakan. Menulislah buku dengan tingkat kebodohan tertentu. Jangan takut ditertawakan orang lain, saat mereka tahu karya anda. Kalau anda takut dinilai bodoh, maka anda tidak pernah menghasilkan sebuah buku pun. Saya yakin itu!
2.ANDA MELAKUKAN SPESIALISASI TERLALU PAGI
Anda ingin menjadi sangat ahli, di saat anda belum menulis buku sebuahpun. Anda ingin sekali dikenal sebagai seorang pakar dengan spesialisasi tertentu sejak awal. Ini menyebabkan beban kejiwaan yang berat, sebelum anda menulis sebuah bukupun. Akibatnya, anda merasa demikian berat menulis buku. Berat, karena pikiran dan pilihan anda yang keliru sejak awal. Anda ini menjadi orang yang sangat ahli dan menghasilkan karya yang sempurna di dalam buku yang pertama. Tulislah buku apa saja.
Misalnya, kumpulan cerita pendek, novel sederhana, buku sejarah, kumpulan catatan harian, cerita anak-anak, buku komik, kumpulan artikel, politik, budaya, ekonomi, sejarah, apa sata yang ingin anda tulis. Jangan melakukan spesialisasi terlalu dini. Jangan membatasi pada satu bidang saja.
3. ANDA INGIN KARYA ANDA SEMPURNA.
Ini mustahil. Tidak ada sebuah buku pun yang sempurna dari segala sisi. Ada saja kekurangannya, menurut pandanga orang lain. Semakin banyak orang menilai buku anda, akan semakin jelas, buku anda semakin nampak kekurangannya. Karya Hamka yang pertama, novel sederhana ‘Si Sabariyah’ ditertawakan sendiri oleh Hamka di kemudian hari. Yang paling penting, adalah kenyataan sebuah buku telah lahir, betapapun tidak sempurnanya buku itu, menurut anda sendiri maupun menurut orang lian.
4. INGIN MENCIPTAKAN KARYA BESAR
Sebagai penulis, anda ingin mewariskan karya besar kepada dunia. Inilah impian besar anda. Sementara anda sendiri, menghabiskan umur untuk melamun, karena terbelenggu oleh impian besar anda sendiri. Lalu, apa artinya impian besar jika justru melumpuhkan daya juang untuk menulis.
5.TIDAK BETAH DUDUK DI KURSI
Pengarang menulis buku dengan cara duduk. Anda harus sabar dan betah duduk ratusan jam jika ingin menjadi pengarang produktif. Tanpa betah duduk, anda tidak mungkin jadi pengarang buku yang produktif. Rahasia pengarang besar yang subur menghasilkan puluhan buku adalah ia betah dudul. Maaf, seni melekatkan pantat di kursi dengan sabar itulah yang membuat anda menjadi pengarang produktif.
6. TIDAK RAKUS MEMBACA
Anda tidak dapat menjadi pengarang buku yang subur jika anda malas menggali informasi dari berbagai sumber. Jika ingin produktif menulis buku, maka rahasianya bukan banyak menulis. Melainkan rakus mengamati apa saja. Rakus membaca apa saja! Supaya produktif menulis, anda lebih banyak membaca daripada menulis.
7. INGIN SEGALANYA TERSEDIA
Anda ingin semua bahan terkumpul dahulu, barulah anda mulai menulis buku. Anda ingin ruangan sejuk, anda baru menulis. Anda ingin suasana tenang, tidak berisik, tidak adan nyamuk, tidak ada kegaduhan baru anda bisa menulis buku dengan subur. Inilah penghalang terbesar yang anda ciptakan sendiri. Anda menuntut segala sempurna, tersedia sesuai keinginan anda barulah anda menulis buku.
Buku legendaris, Max Havelaar tercipta saat pengarangnya dalam kemiskinan dan penderitaan. Tetralogi “Bumi Manusia’ yang dahsyat itu karya Pramoedya Ananta Toer lahir di kamp konsentrasi, ketika pengarangnya dirampas kebebasannya, kerja paksa dan tanpa sebuah buku referensipun!
8. INGIN SEPERTI ORANG LAIN.
Karena ingin menjadi terkenal seperti pengarang buku yang telah sukses, anda lalu meniru. Awalnya, boleh saja terinspirasi oleh orang lain yang anda kagumi. Namun, kalau anda tidak lekas melepaskan diri dari bayang-bayang orang lain, yakinlah anda tidak akan menjadi apa-apa. Anda harus berani memisahkan diri dengan siapapun, dan menjadi diri sendiri.
Mengapa anda tidak berani menjadi diri sendiri? Ingin jadi orang lain! Inilah yang penghalang terbesar anda tidak produktif sama sekali. Tidak perlu bangga terhadap karya orang lain secara terus menerus, karena akan melumpuhkan semangat anda sendiri. Apalagi jika diingat, yang berkarya ada mereka, bukan anda! Lalu, buat apa kagum terhadap karya orang lain, sementara anda sendiri hanya jadi pengagum dan tidak berkarya secara mandiri!
9. TERPAKU PADA TEORI DAN TEKNIK MENGARANG
Inilah penghalang terbesar kebanyakan orang sehingga tidak pernah menulis buku. Praktik, langsung menulis, tanpa terpukau oleh teori dan teknik mengarang, itulah rahasianya anda menulis buku dengan produktif, tanpa anda duda sama sekali.
Teori dan teknik mengarang yang tertulis dalam buku-buku justru menipu anda. Buktinya, anda tidak semakin produktif. Justru anda semakin ragu untuk langsung menulis buku.
Temukan teori dan teknik serta gaya menulis buku ciptaan anda sendiri. Dengan cara inilah, anda menghancurkan penghalang terbesar yang selama ini menciutkan nyali anda menulis buku. Pembaca tidak perlu tahu cara dan teknik anda menulis buku. Persetan, dengan teknik! Pembaca hanya tahu, anda sudah menghasilkan buku berturut-turut. Pembaca tidak ingin mengetahui kesusahan anda menulis buku! Mereka hanya tahu, anda penulis buku produktif dengan gaya tang khas anda sendiri!
Sembilan kesalahan besar itu umumnya dialami banyak orang di masa lalu. Saya dulu terperangkap dalam sembilan kesalah itu, sehingga puluhan tahun umur saya kosong dari karya!
Saya berharap anda tidak mengulangi 9 kesalahan yang telah saya buat. Saya menungkapkan semuanya, agar anda menjadi pengarang buku secara produktif sebagaimana yang kini saya alami.
Pengalaman hidup memang mahal. Karena harus ditebus dengan umur yang mahal dan telah terbuang sia-sia! Tanpa karya sama sekali!
Saya ingin sekali anda memproduksi buku-buku sebagai bukti bagi generasi berikutnya bahwa anda pernah hidup di atas dunia ini.
Tidak hanya itu.
Buku adalah bentuk amal saleh, amal jariah yang pahalanya mengalir abadi setelah adan pulang kembali kepada Allah Swt di negeri akhirat. Pahalanya terus mengalir dan anda menikmati manfaatnya, karena buku anda ternyata sangat berguna dan membimbing banyak orang yang masih hidup di dunia.
klik : bukumilyarder.blogspot.com
3 Teknik Bagus Membuat Kalimat Bagus agar Anda dapat Membuat Buku secara Produktif.(Karya ke 3)
By Yudi Pramuko, only in Indonesia ( Sabtu 15 Nopember 2008)
Anda kesulitan membuat kalimat yang efektif? Jangan ragu. Saya akan menunjukkan kepada anda caranya. Banyak orang sukar mengarang buku. Padahal buku itu terdiri dari halaman. Halaman terdiri dari kumpulan paragraf. Paragraf terdiri atas kalimat. Nah, kunci menciptakan buku dimulai dari membuat kalimat. Mengapa harus susah-susah membuat kalimat. Inilah tiga teknik membuat kalimat.
Teknik ke 1 :
BUATLAH KALIMAT DENGAN JUMLAH KATA TIDAK LEBIH DARI 9 (SEMBILAN) KATA.
Kalau kalimat yang anda buat lebih dari 9 kata, agar sukar orang memahami maksud anda dengan segera.
Contoh kalimat ke 1: Saya mengklik formulabisnis.com. Kalimat ini hanya tiga kata. Bagus!
Contoh kalimat ke-2: Saya mengklik formulabisnis.com, terbukalah halaman pertama yang sangat mengesankan dan mendebarkan siapa saja yang ingin memulai bisnis melalui internet.
Kalimat ini panjang, terdiri dari 19 kata. Napas pembaca anda paksa semakin panjang. Pembaca lelah. Kalimat panjang itu bisa anda pangkas menjadi beberapa kalimat. : Saya mengklik formulabisnis.com, terbukalah halaman pertama yang sangat mengesankan. (9 kata).
Selain mengesankan (2 kata), formulabisnis.com mendebarkan siapa saja ( 5 kata), khususnya yang ingin memulai bisnis melalui internet (7 kata). Kalimat ini terdiri atas 14 kata, namun dipisahkan dengan tanda (,), sehingga napas pembaca lebih teratur, karena hanya mengunyah kalimat yang pendek, dipendekkan oleh tanda koma.
Teknik ke 2 :
BUATLAH KALIMAT DENGAN AWALAN ME, BUKAN AWALAN DI
Contoh kalimat ke 1: Saya membuka situs formulabisnis.com karya Joko Susilo. Kalimat ini lebih lugas, lebih aktif, lebih efektif dibandingkan dengan dengan kalimat: Situs formulabisnis.com karya Joko Susilo dibuka oleh saya.
Contoh kalimat ke 2 : Joko Susilo mengecek saldo akhir tabungan miliknya. Ini lebih bagus daripada kalimat: Saldo akhir tabungan milik Joko Susilo dicek olehnya.
Teknik ke 3 :
BERIKAN PERBANDINGAN, CONTOH, KIASAN DI DALAM KALIMAT.
Contoh kalimat ke 1: Tendangan Eto’o bagaikan badai, menjebol gawang lawan. Kata badai bikin kalimat lebih hidup, lebih plastis dibandingkan kalimat ini : Tendangan Eto’o sangat keras, menjebol gawang lawan.
Contoh kalimat ke 2: Dengan mata terbuka bercahaya seperti mata elang, berdiri tegak, dada membusung, tangan terikat ke belakang di sebuah tiang, Imam Samudera menyongsong maut di depan reguk tembak.
Dengan menguasai ketiga teknik di atas, insya Allah anda dapat menyusun paragraf, halaman dan sebuah buku karya anda sendiri.
Selamat menulis setiap hari dengan cinta kepada Allah, dengan cinta yang menggebu!
Anda kesulitan membuat kalimat yang efektif? Jangan ragu. Saya akan menunjukkan kepada anda caranya. Banyak orang sukar mengarang buku. Padahal buku itu terdiri dari halaman. Halaman terdiri dari kumpulan paragraf. Paragraf terdiri atas kalimat. Nah, kunci menciptakan buku dimulai dari membuat kalimat. Mengapa harus susah-susah membuat kalimat. Inilah tiga teknik membuat kalimat.
Teknik ke 1 :
BUATLAH KALIMAT DENGAN JUMLAH KATA TIDAK LEBIH DARI 9 (SEMBILAN) KATA.
Kalau kalimat yang anda buat lebih dari 9 kata, agar sukar orang memahami maksud anda dengan segera.
Contoh kalimat ke 1: Saya mengklik formulabisnis.com. Kalimat ini hanya tiga kata. Bagus!
Contoh kalimat ke-2: Saya mengklik formulabisnis.com, terbukalah halaman pertama yang sangat mengesankan dan mendebarkan siapa saja yang ingin memulai bisnis melalui internet.
Kalimat ini panjang, terdiri dari 19 kata. Napas pembaca anda paksa semakin panjang. Pembaca lelah. Kalimat panjang itu bisa anda pangkas menjadi beberapa kalimat. : Saya mengklik formulabisnis.com, terbukalah halaman pertama yang sangat mengesankan. (9 kata).
Selain mengesankan (2 kata), formulabisnis.com mendebarkan siapa saja ( 5 kata), khususnya yang ingin memulai bisnis melalui internet (7 kata). Kalimat ini terdiri atas 14 kata, namun dipisahkan dengan tanda (,), sehingga napas pembaca lebih teratur, karena hanya mengunyah kalimat yang pendek, dipendekkan oleh tanda koma.
Teknik ke 2 :
BUATLAH KALIMAT DENGAN AWALAN ME, BUKAN AWALAN DI
Contoh kalimat ke 1: Saya membuka situs formulabisnis.com karya Joko Susilo. Kalimat ini lebih lugas, lebih aktif, lebih efektif dibandingkan dengan dengan kalimat: Situs formulabisnis.com karya Joko Susilo dibuka oleh saya.
Contoh kalimat ke 2 : Joko Susilo mengecek saldo akhir tabungan miliknya. Ini lebih bagus daripada kalimat: Saldo akhir tabungan milik Joko Susilo dicek olehnya.
Teknik ke 3 :
BERIKAN PERBANDINGAN, CONTOH, KIASAN DI DALAM KALIMAT.
Contoh kalimat ke 1: Tendangan Eto’o bagaikan badai, menjebol gawang lawan. Kata badai bikin kalimat lebih hidup, lebih plastis dibandingkan kalimat ini : Tendangan Eto’o sangat keras, menjebol gawang lawan.
Contoh kalimat ke 2: Dengan mata terbuka bercahaya seperti mata elang, berdiri tegak, dada membusung, tangan terikat ke belakang di sebuah tiang, Imam Samudera menyongsong maut di depan reguk tembak.
Dengan menguasai ketiga teknik di atas, insya Allah anda dapat menyusun paragraf, halaman dan sebuah buku karya anda sendiri.
Selamat menulis setiap hari dengan cinta kepada Allah, dengan cinta yang menggebu!
3 Langkah agar Anda Menulis Buku Secepat Kilat (Karya ke 2)
By Yudi Pramuko ( Sabtu 15 Nopember 2008)
Sudah berapa buku yang anda hasilkan sepanjang hidup anda? Satu, dua, tiga buku? Atau anda belum menulis sebuah buku pun?
Saya ingin menunjukkan tiga langkah yang insya Allah membuat anda dapat menulis buku secepat kilat. Lalu, anda terbitkan sebagai karya anda sendiri. Banyak orang yang tidak tahu caranya menulis buku secepat kilat. Karena, mereka tidak yakin pada dirinya sendiri.
Langkah pertama, mulailah mengetik kalimat dengan membaca Bismillahir rohmanir rohim. Karena setipa perbuatan akan dicatat oleh Tuhan. Alangkah ruginya, jika pekerjaan anda menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat, karena anda tidak kaitkan dengan Allah.
Langkah kedua, tulislah kerangka karangan, atau outline sementara atau susunan bab yang anda bikin sepintas lalu. Tidak usah sempurna. Namun judul buku dan kerangka hendaknya sudah anda persiapkan. Bayangkan, ada seorang pengarang wanita di Indonesia, sudah menyiapkan seribu judul, beberapa di antaranya dilengkapi dengan kerangkan karangan. Sehingga dia sudah bisa membayangkan isi bukunya. Anda dapat menulis buku dengan cara menuliskan judulnya dahulu beserta kerangkan karangannya. Anda cuku menuliskan semuanya dalam selembar kertas saja. Anda memiliki bayangkan 50 buku, misalnya, dalam 50 lembar kertas, yang berisi judul buku dan kerangkanya saja.
Kebanyakan orang tidak punya mimpi besar menjadi penulis produktif. Karena tidak punya tekad dan impian besar, ia tidak punya kerangka kerja, meskipun tertulis dalam selembar kertas.
Langkah ketiga, mulailah menulis dengan tidak memperhatikan tata bahasa. Teruslah menulis, meski banya salah ketik di sana-sini. Yang penting, targetkan tulisan harus jadi dulu lima halaman, misalnya. Setelah jadi baru anda koreksi. Mulailah dari bab mana saja yang bisa anda tulis lebih dulu. Bisa juga anda tulis kata pengantar dulu. Atau tulislan penutupnya dahulu. Atau tulislah profil dan curriculum vitae anda sendiri. Semua yang anda tulis harus dikerjakan dengan kecepatan tinggi sejak kalimat pertama. Maju terus saja, dengan kesalahan ketik di sana sini. Jangan menengok ke belakang, ke kalimat anda yang baru anda ketik. Anda harus selalu maju dengan kalimat-kalimat baru. Tulislah apa yang terasa di kandungan hati, yang terasa di kepala tanpa memperhatikan tata bahasa.
Dengan ketiga langkah inilah anda maju melangkah menjadi penulis buku dengan kecepatan kilat!
3 Kesalahan Terbesar Penulis Pemula (Karya ke 1)
By Yudi Pramuko, only in Indonesia
Bayi lahir tidak punya ilmu pengetahuan sedikitpun.
Orang yang tidak pernah menulis buku, artinya ia tidak punya pengalaman sedikitpun tentang menulis buku seperti bayi yang baru lahir. Nah, inilah saat yang tepat untuk memulai menulis buku. Karena, untuk menulis buku yang pertama hendaknya dimulai dari tidak ada pengalaman. Saatlah membangun pengalaman, dengan cara menulis buku pertama. Tak heran orang yang bertekad, menghasilkan buku, ia selalu ragu untuk memulai. Ia juga tidak tahu apa menulsi buku apa, dan bagaimana carannya.
Saya akan memberikan jalan keluar dari tiga kesalahan terbesar penulis pemula, seperti anda.
1.Ragu-ragu!
Jika sikap ragu-ragu selalu anda diperturutkan anda tidak akan pernah menulis sebuah buku pun. Ubahlah keraguan anda dengan yakin. Keyakinan dapat mengubah hal yang ‘tidak mungkin’ menjadi mungkin. Yakinlah anda bisa menulis buku yang pertama. Tak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan di dunia ini kalau orang menghadapinya dengan hati ragu. Soekarno yakin, suatu hari Indonesia akan mencapai kemerdekaannya. “Saya tidak akan menikah, kecuali jika Indonesia telah merdeka!” janji Mohammad Hatta kepada dirinya. Keduanya, dengan yakin berjuang mewujudkan keyakinannya. Keduanya mengorbankan apa saja, waktu, pikiran, tenaga, keringat untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Mereka berjuang dengan keyakikan yang buat asal cita-cita tercapai!
Banyak orang yang ragu terhadap cita-cita Bung Karno dan Hatta. Banyak alasan untuk membantahnya. Bagaimana mungkin Indonesia merdeka? Rakyat Indonesia miskin. Banyak yang buta huruf. Banyak yang masih bodoh.”Kita didik dulu rakyat sampai pandai. Setelah pandai barulah kita merdeka,” kata orang yang ragu Indonesia bisa merdeka.
Soekarno menjawab,”Kita merdeka dulu, baru setelah merdeka kita didik rakyat kita!”
Akhirnya, tercapailah Indonesia merdeka pada Jumat 17 Agustus 1945 pk. 10.00. Dua bulan kemudian, Mohammad Hatta menikahi dengan Rahmi Hatta. Saat Hatta menikah, usinya 43 tahun dan telah menjadi wakil presiden. Sedangkan, Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia berusia 44 tahun.
Pertanyaanya, mengapa keduanya bisa mencapai cita-citanya, yakni Indonesia merdeka? Karena, yakin! Mereka tidak pernah ragu-ragu sedikitpun.
Anda jika yakin dapat menulis sebuah buku, insya Allah bisa. Anda akan mencari jalan, apa saja, untuk mewujudkan cita-cita anda. Saya sendiri sangat yakin anda berhasil mewujudkankan keyakinan anda, yakni menulis buku. Saya tidak ragu sedikit pun. Asal anda bersungguh-sungguh, mencurahkan enerji, kemampuan, tenaga, waktu untuk menulis dengan sungguh-sunggu, saya yakin anda BISA menulis buku pertama. Menulis buku yang kedua, jauh lebih mudah daripada menciptakan buku yang pertama.
Sikap ragu-ragu di dalam hati, ia tidak bisa menulis buku, inilah kesalahan terbesar pertama penulis buku pemula.
Tanamkan keyakinan yang mendalam, maka anda bisa menciptakan apa saja sesuatu yang baru.
2. Tidak Tahu Harus Menulis Apa!
Tulis apa yang anda sukai. Supaya lebih lancar, buatlah kerangka karangan dulu. Misalnya, lima bab. Judul-judulnya saja. Berdasarkan kerangka karangan (out line) yang anda buat, mulailah menulis sedikit demi sedikit. Anda harusnya menulis apa yang anda sukai. Misalnya, jika anda seoran guru, anda bisa menulis cara mengahadapi anak/siswa sehari-hari. Kalau anda punya anak, tentu anda punya pengalaman merawat dan mengasuh anak kandung anda. Anda dapat menuliskan cara merawat anak sejak lahir, balita hingga usia sekolah dasar. Misalnya, begitu. Jika anda punya banyak teman, anda bisa tulis sifat dan pembawaan mereka masing-masing. Tuliskan pengalaman anda bergaul dengan mereka selama ini. Tuliskan pengalaman yang unik dan cara menghadapi mereka selama ini, sehingga pengalaman itu berkesan, dan boleh jadi sanga berguna untuk orang banyak yang membaca buku anda.
Pendeknya, setiap orang punya masa lalu dan punya pengalaman hidup yang khas. Pengalaman hidup yang khas dan berbeda itu dapat anda tuliskan menjadi sebuah buku yang tidak habis-habisnya, tanda anda membuka sebuah buku pun saat anda menuliskannya. Pengalaman hidup ternyata referensi yang sangat kaya dan tidak habis-habisnya untuk ditulis.
Tidak tahu menulis tentang apa, itulah kesalahan terbesar yang kedua dari penulis pemula. Tema politik, kehidupan sehari-hari, budaya, olah raga, lingkungan sekolah, tempat kerja, masa kecil, masa remaja dan lainnya adalah bahan karangan buku yang melimpah!
3. Tidak Tahu Cara Memulainya!
Inilah kesalahan terbesar ketiga bagi penulis buku pemula. Padahal, cara menulis buku ialah dengan cara menuliskan apa yang terasa di hati dan di kepala. Tanyalah kepada ahlinya, tentang cara menulis buku. Mereka akan menjawab,”Tulis saja apa yang anda rasakan, dan yang anda pikirkan,”
Dengan metode inilah ‘menulis apa yang sedangkan ada pikirkan dan rasakan’ inilah yang menjadikan seseorang menjadi penulis besar dalam sejarah. Para pengarang buku terkemuka di dalam sejarah, ternyata menuliskan apa yang sedang dia pikiran, termasuk kegelisahan yang tengah ia rasakan.
Itulah sebabnya, mereka dikenang oleh masyarakat luas. Orang yang tidak menuliskan pengalaman, pikiran dan perasaannya tidak dikenal, dan tidak dikenang dalam sejarah!
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Bayi lahir tidak punya ilmu pengetahuan sedikitpun.
Orang yang tidak pernah menulis buku, artinya ia tidak punya pengalaman sedikitpun tentang menulis buku seperti bayi yang baru lahir. Nah, inilah saat yang tepat untuk memulai menulis buku. Karena, untuk menulis buku yang pertama hendaknya dimulai dari tidak ada pengalaman. Saatlah membangun pengalaman, dengan cara menulis buku pertama. Tak heran orang yang bertekad, menghasilkan buku, ia selalu ragu untuk memulai. Ia juga tidak tahu apa menulsi buku apa, dan bagaimana carannya.
Saya akan memberikan jalan keluar dari tiga kesalahan terbesar penulis pemula, seperti anda.
1.Ragu-ragu!
Jika sikap ragu-ragu selalu anda diperturutkan anda tidak akan pernah menulis sebuah buku pun. Ubahlah keraguan anda dengan yakin. Keyakinan dapat mengubah hal yang ‘tidak mungkin’ menjadi mungkin. Yakinlah anda bisa menulis buku yang pertama. Tak ada pekerjaan yang bisa dikerjakan di dunia ini kalau orang menghadapinya dengan hati ragu. Soekarno yakin, suatu hari Indonesia akan mencapai kemerdekaannya. “Saya tidak akan menikah, kecuali jika Indonesia telah merdeka!” janji Mohammad Hatta kepada dirinya. Keduanya, dengan yakin berjuang mewujudkan keyakinannya. Keduanya mengorbankan apa saja, waktu, pikiran, tenaga, keringat untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Mereka berjuang dengan keyakikan yang buat asal cita-cita tercapai!
Banyak orang yang ragu terhadap cita-cita Bung Karno dan Hatta. Banyak alasan untuk membantahnya. Bagaimana mungkin Indonesia merdeka? Rakyat Indonesia miskin. Banyak yang buta huruf. Banyak yang masih bodoh.”Kita didik dulu rakyat sampai pandai. Setelah pandai barulah kita merdeka,” kata orang yang ragu Indonesia bisa merdeka.
Soekarno menjawab,”Kita merdeka dulu, baru setelah merdeka kita didik rakyat kita!”
Akhirnya, tercapailah Indonesia merdeka pada Jumat 17 Agustus 1945 pk. 10.00. Dua bulan kemudian, Mohammad Hatta menikahi dengan Rahmi Hatta. Saat Hatta menikah, usinya 43 tahun dan telah menjadi wakil presiden. Sedangkan, Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia berusia 44 tahun.
Pertanyaanya, mengapa keduanya bisa mencapai cita-citanya, yakni Indonesia merdeka? Karena, yakin! Mereka tidak pernah ragu-ragu sedikitpun.
Anda jika yakin dapat menulis sebuah buku, insya Allah bisa. Anda akan mencari jalan, apa saja, untuk mewujudkan cita-cita anda. Saya sendiri sangat yakin anda berhasil mewujudkankan keyakinan anda, yakni menulis buku. Saya tidak ragu sedikit pun. Asal anda bersungguh-sungguh, mencurahkan enerji, kemampuan, tenaga, waktu untuk menulis dengan sungguh-sunggu, saya yakin anda BISA menulis buku pertama. Menulis buku yang kedua, jauh lebih mudah daripada menciptakan buku yang pertama.
Sikap ragu-ragu di dalam hati, ia tidak bisa menulis buku, inilah kesalahan terbesar pertama penulis buku pemula.
Tanamkan keyakinan yang mendalam, maka anda bisa menciptakan apa saja sesuatu yang baru.
2. Tidak Tahu Harus Menulis Apa!
Tulis apa yang anda sukai. Supaya lebih lancar, buatlah kerangka karangan dulu. Misalnya, lima bab. Judul-judulnya saja. Berdasarkan kerangka karangan (out line) yang anda buat, mulailah menulis sedikit demi sedikit. Anda harusnya menulis apa yang anda sukai. Misalnya, jika anda seoran guru, anda bisa menulis cara mengahadapi anak/siswa sehari-hari. Kalau anda punya anak, tentu anda punya pengalaman merawat dan mengasuh anak kandung anda. Anda dapat menuliskan cara merawat anak sejak lahir, balita hingga usia sekolah dasar. Misalnya, begitu. Jika anda punya banyak teman, anda bisa tulis sifat dan pembawaan mereka masing-masing. Tuliskan pengalaman anda bergaul dengan mereka selama ini. Tuliskan pengalaman yang unik dan cara menghadapi mereka selama ini, sehingga pengalaman itu berkesan, dan boleh jadi sanga berguna untuk orang banyak yang membaca buku anda.
Pendeknya, setiap orang punya masa lalu dan punya pengalaman hidup yang khas. Pengalaman hidup yang khas dan berbeda itu dapat anda tuliskan menjadi sebuah buku yang tidak habis-habisnya, tanda anda membuka sebuah buku pun saat anda menuliskannya. Pengalaman hidup ternyata referensi yang sangat kaya dan tidak habis-habisnya untuk ditulis.
Tidak tahu menulis tentang apa, itulah kesalahan terbesar yang kedua dari penulis pemula. Tema politik, kehidupan sehari-hari, budaya, olah raga, lingkungan sekolah, tempat kerja, masa kecil, masa remaja dan lainnya adalah bahan karangan buku yang melimpah!
3. Tidak Tahu Cara Memulainya!
Inilah kesalahan terbesar ketiga bagi penulis buku pemula. Padahal, cara menulis buku ialah dengan cara menuliskan apa yang terasa di hati dan di kepala. Tanyalah kepada ahlinya, tentang cara menulis buku. Mereka akan menjawab,”Tulis saja apa yang anda rasakan, dan yang anda pikirkan,”
Dengan metode inilah ‘menulis apa yang sedangkan ada pikirkan dan rasakan’ inilah yang menjadikan seseorang menjadi penulis besar dalam sejarah. Para pengarang buku terkemuka di dalam sejarah, ternyata menuliskan apa yang sedang dia pikiran, termasuk kegelisahan yang tengah ia rasakan.
Itulah sebabnya, mereka dikenang oleh masyarakat luas. Orang yang tidak menuliskan pengalaman, pikiran dan perasaannya tidak dikenal, dan tidak dikenang dalam sejarah!
klik : bukumilyarder.blogspot.com
Langganan:
Komentar (Atom)
